Chatan
Malam itu, setelah tiba di rumah, aku duduk di kamar dan merasakan kehangatan kebahagiaan yang masih terasa. Aku mengambil ponselku dan melihat ada pesan masuk dari Mira.
Mira: "Sudah sampai rumah, Dito?"
Dito: "Sudah, Mira. Kamu sendiri?"
Mira: "Aku juga sudah sampai. Terima kasih untuk hari ini, Dito. Benar-benar menyenangkan."
Aku tersenyum, membayangkan senyumannya yang selalu membuatku merasa nyaman.
Dito: "Aku juga merasa begitu. Senang bisa menghabiskan waktu bersama kamu."
Ada jeda beberapa menit sebelum pesan berikutnya masuk.
Mira: "Aku baru sadar, kita sudah banyak berubah, ya. Tapi ada satu hal yang tetap sama."
Dito: "Apa itu, Mira?"
Mira: "Persahabatan kita. Meski banyak hal yang berubah, persahabatan kita tetap kuat."
Aku tersenyum, namun di dalam hati ada perasaan yang lebih dari sekadar persahabatan. Aku memutuskan untuk mengekspresikan sedikit perasaanku, meskipun tahu bahwa Mira mungkin tidak menyadarinya.
Dito: "Iya, persahabatan kita memang luar biasa. Tapi aku merasa ada yang lebih dari itu, Mira."
Ada jeda yang cukup lama sebelum Mira akhirnya membalas.
Mira: "Maksud kamu apa, Dito? Lebih dari persahabatan?"
Aku merasa jantungku berdebar-debar. Ini adalah momen yang menentukan, dan aku memutuskan untuk melangkah lebih jauh.
Dito: "Iya, Mira. Aku merasa kita punya ikatan yang sangat kuat. Aku selalu merasa bahagia saat bersama kamu. Bahkan ketika kita berjauhan, kamu selalu ada di pikiranku."
Balasan dari Mira cukup lama. Aku mulai merasa gugup, memikirkan apakah aku telah mengambil langkah yang benar.
Mira: "Dito, aku juga merasa bahagia saat bersama kamu. Kamu sahabat terbaik yang pernah aku miliki."
Aku terdiam sejenak, mencoba memahami balasannya. Mira mungkin tidak peka terhadap perasaanku yang lebih dari sekadar sahabat. Aku memutuskan untuk lebih terbuka lagi.
Dito: "Mira, aku merasa lebih dari sekadar persahabatan. Aku menyukai kamu, lebih dari sekadar sahabat."
Ada jeda yang sangat lama sebelum Mira akhirnya membalas. Hati dan pikiranku penuh dengan berbagai kemungkinan.
Mira: "Dito, aku tidak tahu harus bilang apa. Aku sangat menghargai persahabatan kita dan aku tidak ingin merusaknya."
Aku merasa campuran antara kekecewaan dan pengertian. Mira memang selalu jujur dan aku menghargai itu.
Dito: "Aku mengerti, Mira. Persahabatan kita memang sangat berarti bagiku. Aku hanya ingin kamu tahu perasaanku yang sebenarnya."
Mira: "Terima kasih sudah jujur, Dito. Aku sangat menghargai itu. Kita tetap sahabat, kan?"
Dito: "Tentu saja, Mira. Aku selalu ingin kita tetap dekat. Persahabatan kita tidak akan berubah."
Mira: "Baiklah. Good night, Dito. Tidur nyenyak."
Dito: "Good night, Mira. Semoga mimpi indah."
Malam itu, meskipun perasaanku tidak sepenuhnya terbalas, aku merasa lega telah mengungkapkannya. Aku tahu bahwa persahabatan kami masih kuat dan aku akan selalu menghargainya. Mungkin suatu saat nanti, Mira akan memahami perasaanku yang lebih dalam, tetapi untuk sekarang, aku senang bisa tetap menjadi bagian penting dalam hidupnya.
Comments
Post a Comment