Piknik
Beberapa bulan setelah Mira kembali ke kota besar, kami terus menjaga kontak. Teknologi menjadi sahabat terbaik kami, memungkinkan kita berbicara setiap hari meski terpisah oleh jarak. Namun, rasa rindu selalu ada, mengingat kenangan-kenangan indah yang pernah kita alami bersama.
Suatu hari, ketika aku sedang sibuk dengan rutinitas harian, sebuah pesan masuk darimu. "Dito, aku akan pulang akhir pekan ini. Ayo kita piknik seperti dulu!"
Aku tidak bisa menyembunyikan kegembiraanku. Piknik di hari libur selalu menjadi momen spesial bagi kita. Aku segera membalas, "Tentu, Mira! Aku tidak sabar untuk bertemu denganmu."
Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Matahari bersinar cerah, menambah semangatku untuk menyambut Mira. Kami memutuskan untuk pergi ke taman kota yang menjadi tempat favorit kami sejak dulu. Aku membawa beberapa makanan ringan, minuman, dan tentunya selimut piknik berwarna-warni.
Kamu datang dengan senyum yang sama seperti dulu, membawa keranjang piknik besar. "Aku membawa banyak makanan enak, Dito. Aku harap kamu lapar!"
Kami berjalan bersama menuju tempat yang biasa kita kunjungi. Di bawah pohon besar yang rindang, kami menggelar selimut piknik dan mulai mengeluarkan makanan. Ada sandwich, buah segar, kue, dan minuman dingin. Sambil menikmati makanan, kita berbicara tentang banyak hal—pekerjaan, kehidupan, dan tentu saja, kenangan-kenangan masa lalu.
"Aku sangat merindukan momen-momen seperti ini," katamu sambil menggigit sepotong kue. "Di kota besar, rasanya sulit menemukan waktu untuk bersantai seperti ini."
"Aku juga, Mira. Kota kecil ini selalu memiliki pesonanya sendiri," jawabku.
Setelah makan, kita memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar taman. Kita tertawa dan bercerita, menikmati setiap detik kebersamaan. Ketika matahari mulai condong ke barat, kita duduk di bangku taman, memandangi danau yang berkilauan.
"Mira, kamu masih ingat bagaimana kita sering datang ke sini saat sekolah dulu?" tanyaku.
"Tentu, Dito. Setiap kali aku merasa lelah dengan semua tekanan, aku selalu mengingat momen-momen indah ini. Rasanya seperti kembali ke masa-masa itu, di mana segalanya terasa lebih sederhana dan bahagia."
Kami terus berbicara hingga senja tiba. Langit berwarna jingga dan ungu, seperti senja yang selalu menjadi latar belakang kenangan indah kita. Aku merasa damai, seperti semua kekhawatiran hilang ketika kita bersama.
"Aku harap kita bisa melakukan ini lebih sering, Mira," kataku dengan suara pelan.
Kamu tersenyum, "Aku juga, Dito. Meskipun hidup membawa kita ke arah yang berbeda, aku selalu ingin kembali ke sini, bersama kamu."
Hari itu berakhir dengan kebahagiaan yang melimpah. Kami menghabiskan sisa sore dengan berbicara dan tertawa, mengingat masa lalu dan merencanakan masa depan. Piknik di hari libur itu mengingatkan kami bahwa persahabatan sejati tidak pernah pudar, meskipun waktu dan jarak mungkin memisahkan.
Setiap kali kita merencanakan piknik berikutnya, aku selalu merasa bersemangat. Aku tahu bahwa meskipun dunia terus berubah, momen-momen indah bersama Mira akan selalu menjadi bagian dari hidupku, seperti piknik di hari libur yang selalu membawa kebahagiaan dan kedamaian.
Comments
Post a Comment