Sekolah


 


Keesokan harinya di sekolah, aku berusaha untuk tetap tenang dan berperilaku seperti biasa. Meskipun malam sebelumnya penuh dengan pengakuan yang mengubah dinamika persahabatan kami, aku tahu bahwa yang terpenting adalah menjaga hubungan baik dengan Mira.

Saat aku tiba di sekolah, aku melihat Mira di ujung koridor. Hatiku berdebar lagi, tapi aku menenangkan diriku sendiri. Aku berjalan mendekatinya dengan senyum di wajahku.

"Mira, selamat pagi," sapaku dengan nada ceria.

Mira membalas dengan senyum lembut. "Pagi, Dito. Sudah siap untuk pelajaran hari ini?"

Aku mengangguk. "Tentu saja. Kita ada ujian matematika hari ini, kan? Aku sudah belajar keras semalam."

Mira tertawa kecil. "Aku juga. Semoga kita bisa mendapatkan nilai bagus."

Sepanjang hari, kami berinteraksi seperti biasa. Di kelas, kami duduk berdekatan dan saling membantu saat menghadapi soal-soal sulit. Saat istirahat, kami makan bersama dengan teman-teman lainnya, bercanda dan tertawa seperti biasanya.

Meskipun ada momen di mana aku merasa sedikit canggung, Mira sepertinya berhasil menjaga suasana tetap normal. Dia tidak menunjukkan tanda-tanda canggung atau berbeda, dan itu membuatku merasa lebih nyaman.

Ketika jam pelajaran terakhir berakhir, kami berjalan keluar dari sekolah bersama. Aku merasa lega melihat bahwa persahabatan kami tidak berubah banyak meskipun ada pengakuan perasaan di antara kami.

"Dito, mau ke kantin dulu sebelum pulang?" tanyanya.

Aku mengangguk. "Boleh. Aku juga butuh minum setelah seharian di kelas."

Kami duduk di kantin, menikmati minuman dingin sambil berbicara tentang berbagai hal. Mira bercerita tentang proyek seni yang sedang dikerjakannya, sementara aku berbagi cerita tentang rencana perjalanan keluarga di akhir pekan.

Saat matahari mulai tenggelam, kami beranjak dari kantin dan berjalan pulang. "Terima kasih untuk hari ini, Mira. Aku senang kita bisa tetap seperti ini."

Mira tersenyum hangat. "Aku juga, Dito. Kita tetap sahabat, dan itu yang terpenting."

Aku mengangguk. "Ya, persahabatan kita adalah hal yang paling berharga."

Malam itu, saat aku berbaring di tempat tidur, aku merenungkan hari yang telah kami lalui. Meskipun ada perasaan yang lebih dalam di hatiku, aku merasa senang karena kami bisa menjaga persahabatan kami tetap kuat. Aku tahu bahwa tidak semua hal harus berubah hanya karena perasaan. Terkadang, persahabatan sejati adalah hal yang paling berharga, dan aku bersyukur bisa memilikinya bersama Mira.

Dengan perasaan lega dan hati yang tenang, aku menutup mataku dan tertidur, siap menghadapi hari esok dengan semangat baru. Persahabatan kami adalah fondasi yang kuat, dan aku yakin bahwa tidak ada yang bisa menghancurkannya.

Comments

Popular Posts